ACEH TIMUR, KABEREH NEWS | Sejumlah warga Dusun Bengkel, Gampong Jawa, Idi Rayeuk, mengaku mulai menghadapi kondisi kelaparan setelah lebih dari dua pekan terdampak banjir. Warga menyebut hanya menerima 4 kilogram beras sejak tanggal 26 November hingga 11 Desember, tanpa adanya bantuan lain seperti air bersih, obat-obatan, pakaian, dan kebutuhan dasar anak-anak.
Menurut keterangan warga, bantuan dari kantor camat yang diterima pada 10 Desember hanya berupa empat kilogram beras. Sementara itu, hampir seluruh harta benda mereka hilang akibat banjir, mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, hingga rumah yang rusak berat. Kondisi listrik yang masih padam juga membuat warga kesulitan memasak, bekerja, maupun memulai kembali usaha kecil.
Ilyas, salah satu warga Dusun Bengkel, mengaku sudah tidak tahu harus berbuat apa.
> “Selama beberapa hari kami hanya menerima beras 4 kilo. Dari tanggal 26 sampai 11 Desember cuma itu. Di sini tidak ada air, baju hilang, rumah rusak, semuanya hilang. Hari-hari kami hanya memikirkan bagaimana makan, bagaimana anak-anak. Jangan sampai nanti kami salah jalan,” ujarnya dengan nada sedih.
Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Hendrika Saputra, warga terdampak lainnya. Ia mengaku mengalami kerugian sangat besar sejak banjir melanda.
> “Mulai tanggal 26 sampai sekarang kendaraan saya tenggelam, HP rusak, uang pun tidak ada lagi. Mau makan pun tak tahu ke mana. Jadi kepada pemerintah, jangan hanya salurkan bantuan ke pedalaman saja. Kami di pinggir pendopo ini juga kelaparan,” tegasnya.
Hendrika menambahkan bahwa sejak banjir datang, ia tidak lagi memiliki uang untuk kebutuhan makan maupun keperluan anak-anak.
> “Sudah beberapa hari begini. Kalau kelaparan terus, kami takut nanti masyarakat terpaksa ambil barang di toko-toko. Kami bukan mau macam-macam, tapi keadaan benar-benar sulit,” tambahnya.
Ia kembali menegaskan kondisi yang dialaminya:
> “Bang Garot, saya dari tanggal 26–11 baru dapat beras bantuan 4 kilo. Saya sudah tidak punya uang lagi. Rumah, baju, dan semua barang sudah tidak ada lagi. Pemerintah di mana? Dua bulan lagi pun belum tentu normal. Mau makan pun tak tahu ke mana. Saya hanya bisa duduk, merenungi nasib ini. Saya pasrah dan trauma,” ungkapnya.
Warga juga mengeluhkan bahwa gas elpiji sulit didapat, sementara harga sembako semakin mahal, sehingga membuat mereka semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
Warga berharap pemerintah daerah segera menyalurkan bantuan secara merata dan tepat sasaran, bukan hanya ke wilayah-wilayah pedalaman, tetapi juga kepada masyarakat terdampak yang tinggal di sekitar pusat kota Idi Rayeuk, termasuk Dusun Bengkel yang kini dalam kondisi memprihatinkan(Hs)
Posting Komentar