Indonesia Berada di Persimpangan: Belajar dari Sri Lanka, Argentina, dan Venezuela



JAKARTAKABEREH NEWS - Dunia sedang tidak baik-baik saja, dan sejarah meninggalkan jejak darah serta krisis di negara-negara yang gagal membedakan antara "memberdayakan perut" dengan "membeli suara". Indonesia kini berdiri di persimpangan, dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didengungkan sebagai solusi stunting dan masa depan generasi emas.

Namun, pertanyaan-pertanyaan sulit harus diajukan sebelum terlambat. Dari mana dananya? Bagaimana implementasinya? Bagaimana kita menyikapi kritik? Sejarah telah menunjukkan bahwa kebijakan populisme pangan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

Sri Lanka, Argentina, dan Venezuela adalah tiga contoh negara yang gagal mengelola kebijakan ekonomi. Sri Lanka runtuh karena kebijakan yang dipuja-puji sebagai pro-rakyat, namun kosong secara logika. Argentina terjebak dalam candu subsidi dan bantuan sosial, sementara Venezuela menggunakan pangan sebagai alat kontrol politik.

Indonesia harus belajar dari kesalahan-kesalahan ini. Fokus pada memperkuat pertanian, industri, dan daya beli riil, bukan hanya membagi piring. Jangan sampai di masa depan, anak cucu kita kenyang hari ini, tapi mewarisi piring kosong dan tumpukan utang yang tak terbayar esok hari.

Pelajaran dari Sejarah:

- Sri Lanka: Kebijakan populisme tanpa logika dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
- Argentina: Candu subsidi dan bantuan sosial dapat mematikan saraf kompetisi bangsa.
- Venezuela: Pangan dapat menjadi alat kontrol politik yang mematikan.

Pertanyaan untuk Indonesia:

- Dari mana dana untuk program MBG?
- Bagaimana implementasi program MBG?
- Bagaimana kita menyikapi kritik terhadap program MBG?

Jangan biarkan sejarah mengulangi dirinya. Indonesia harus memilih jalan yang tepat untuk masa depan yang lebih baik. (*)

0/Post a Comment/Comments