KABEREH NEWS | ACEH TENGAH - Kota Takengon dikepung api dari
segala penjuru. Puluhan hektar lahan terbakar. Petugas Pemadam Kebakaran dan
PDAM saling bahu membahu untuk memadamkan amukan si jago merah.
Sehari sebelumnya, Selasa (13/06/2023) api juga menjalar
perbukitan di negeri dingin ini. Namun pada Rabu hari ini, amukan si jago merah
terjadi di empat penjuru bagaikan mengepung kota penghasil kopi arabika ini.
Belum padam api disisi selatan Takengon, (Bur Telege) di
Bale yang terbakar sejak Selasa hingga Rabu, giliran bagian timur Takengon
amukan si jago merah menghanguskan gunung Birah Panyang di Toweren.
Pada waktu yang nyaris bersamaan, bagian utara Takengon, Bur
Origon di Kampung Mendale juga terbakar, disusul bagian barat Takengon, di
Totor Uyet kepulan asap dari terbakarnya lahan juga mengepul.
Petugas pemadam kebakaran berjuang habis habisan untuk
memadamkan api, walau tantangannya maut, personil ini siap tempur. Medan yang
berat dan sulit dilalui mobil, namun mampu diterobos petugas yang sudah
teruji ini.
Demikian dengan pihak PDAM yang mensuplai air untuk pemadam
kebakaran, juga melakukan tugas kemanusian dengan resiko yang tinggi.
Ketika mobil pemadam kebakaran sulit berputar dan
membutuhkan waktu untuk putar kepala kendaraan, giliran petugas PDAM yang
berjuang dengan tantangan maut.
Petugas dari PDAM mengambil air ke sungai Pesangan, demi
memadamkan api di Bur Telege. Air yang dibawa petugas PDAM ini untuk memenuhi
air ke tangki pemadam kebakaran yang sulit berputar di gunung wisata ini.
Tanjakan di Bur telege untuk masuk kawasan lahan terbakar
ini terbilang sulit, bila sopir tidak ahli dengan beban yang berat, mobil akan mundur dan tantangannya maut. Namun petugas ini “nekat” melarikan mobil
demi sampainya air ke puncak Bur Telege.
Dampak dari kebakaran di empat penjuru ini, mobil pemadam
kebakaran semuanya keluar ke seluruh penjuru untuk memadamkan api. Mereka
dibantu petugas kemanusian lainya, termasuk aparat keamanan baik TNI dan
Polisi.
Akibat gempuran si jago merah ini, pada Rabu (14/06/2023)
puluhan hektar lahan hangus jadi jarang. Dalam tiga hari ini Takengon tidak
disirami hujan, angin bertiup kencang dan matahari memancarkan panasnya,
membuat lahan-lahan mudah terpantik api.
Melihat keadaan ini, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Dody Indra
Eka Putra, S.I.K., M.H. meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan.
“Jangan main bakar lahan dan gunung, kami akan tetap melakukan
pemantauan, bila diketahui pelaku kejahatan ini akan diproses hukum. Ini
komitmen kita, sayang daerah ini bila dimana mana terbakar,” sebut Kapolres.
Kapolres meminta kerjasama semua pihak untuk sama sama menjaga lahan-lahan agar tidak ada yang membakarnya, apalagi memasuki musim kemarau disertai angin, akan sulit memadamkan api bila terjadi kebakaran, sebutnya. (Redaksi)
Posting Komentar