Gila Eksistensi, Pemuda Kehilangan Potensi


OPINI - Gadis berusia 21 tahun berinisial W yang berasal dari Bogor ditemukan tewas tergantung di rumah kontrakannya.

Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto mengatakan bahwa penyebab kematiannya adalah gantung diri.

Keterangan dari saksi, dia (korban W) sedang melakukan video call bersama teman-temannya sembari membuat konten bunuh diri dengan gantung diri, pada hari Jumat (3/3/2023), dikutip dari detikNews.

Malangnya dia terpeleset dari kursi dengan leher terbelit dan nyawanya tidak tertolong. 

Kejadian miris membahayakan diri demi konten bukan kali ini saja. Bisa kita lihat dan cermati bahwa hal demikian menunjukkan rendahnya taraf kualitas pemuda saat ini.

Yang dikejar bagi mereka adalah ketenaran , viral, atau yang bahasa keren "fyp" di tiktok. Mereka rela melakukan apapun yang mampu mendatangkan follower demi menghasilkan banyak uang dari media sosial, walaupun konten itu membahayakan nyawanya.  
 
Itulah akibat keliru memandang hakikat kehidupan. Mereka berpikir hidup cuma sekali, ingin menikmatinya dengan sesuka hati. Lalu berpikir bahwa hidup ini adalah untuk mencari kepuasan materi.

Tidak meyakini setelah kehidupan dunia adalah akhirat, tempat pertanggungjawaban segala amal selama hidup di dunia. Tidak meyakini hidup diatur oleh aturan pencipta.

Itulah paham sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan.

Memberikan kebebasan seseorang bertindak semau dia. Yang penting bahagia, yang penting tujuan atau keinginannya tercapai, segala cara akan dilakukan, tidak peduli halal atau haram, membahayakan ataupun tidak. 

Sebagai seorang muslim, seharusnya kita menjadikan diri kita mulia sesuai dengan standar dan cara yang telah Allah tetapkan.

Dengan cara mengkaji islam secara kaffah. Generasi muda Islam adalah generasi emas pemimpin masa depan.

Mereka adalah generasi terbaik umat yang perlu disiapkan menyongsong peradaban dan kebangkitan Islam.

Tanamkan akidah, sirami dengan tsaqafah, dan berdayakan untuk membela dan memperjuangkan Islam, sebagaimana perkataan sahabat Jundub bin Abdillah, “Kami bersama Nabi saat kami masih remaja. Kami belajar iman sebelum Al-Qur’an. Kemudian Ketika kami belajar Al-Qur’an, bertambahlah iman kami.”

Peran negara sangat penting dalam pendidikan dan pengawasan pemuda sebagai penerus bangsa. Namun dalam hal ini negara tidak hadir dalam melakukan peran strategisnya. 

Negara justru menjadi pengukuh ideologi sekuler kapitalisme yang terus-menerus membajak potensi pemuda dengan pemberdayaan ekonomi yang semu. 

Negara membiarkan gaya hidup sekuler liberal membudaya dan merusak kehidupan generasi.[]

Penulis: Mufaidah Aminatun (Pemerhati Remaja) Sabtu, 15 April 2023

0/Post a Comment/Comments