Dek Gam: Bencana Aceh Bukti Pusat Tak Peduli, Lepaskan Saja Kami Dari NKRI


‎ACEH TIMUR – Kegeraman terhadap lambannya penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh kembali mencuat ke permukaan. Sekretaris Organisasi Muda Aceh Timur, Aqbar yang akrab disapa Dek Gam, melontarkan pernyataan keras dan bernada perlawanan terhadap sikap Pemerintah Pusat yang dinilainya abai terhadap penderitaan rakyat Aceh.

‎Dalam pernyataannya, Aqbar menegaskan bahwa kesabaran masyarakat Aceh berada di titik nadir. Ia bahkan menyebut, jika Pemerintah Pusat terus menunjukkan ketidakseriusan, maka wacana menentukan nasibnya sendiri di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan kembali menguat.

‎“Kalau Pemerintah Pusat memang tidak serius menangani bencana di Aceh, lebih baik lepaskan saja kami dari NKRI. Biarkan Aceh merdeka!” tegas Aqbar dengan nada berapi-api. Minggu, 14/12/2025.

‎Aqbar menggambarkan kondisi bencana yang melanda Aceh saat ini sebagai tragedi kemanusiaan besar yang tak diubahnya 'tsunami jilid II'. Menurutnya, dampak banjir dan longsor telah meluas dan memakan korban di berbagai daerah, mulai dari Aceh Timur, Aceh Tamiang, hingga Pidie Jaya dan kabupaten lainnya.

‎“Korban jiwa ditemukan di pinggir jalan, rumah warga di Pidie Jaya tertimbun tanah, dan banyak daerah lumpuh total. Ini bukan bencana biasa, ini sudah darurat kemanusiaan!” katanya lantang.

‎Tak hanya itu, Aqbar juga melontarkan kritik keras terhadap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia menilai pimpinan BNPB gagal memahami kondisi riil di lapangan dan hanya sibuk dengan pernyataan normatif.

‎"Kepala BNPB Pusat sebaiknya mundur saja! Jangan hanya pandai bicara dari balik meja, tapi turun dan lihat langsung penderitaan rakyat Aceh!" kecamnya.

‎Aqbar mendesak Pemerintah Pusat untuk segera menetapkan status bencana nasional, mengerahkan seluruh sumber daya yang ada, serta menyalurkan bantuan secara cepat dan merata. Menurutnya, keterlambatan respon hanya akan menambah jumlah korban dan penderitaan masyarakat.

‎Ia juga menyoroti lumpuhnya akses komunikasi akibat yang belum pulih pascabanjir. Kondisi ini membuat warga semakin terlindung dan kesulitan mengakses bantuan.

‎"Kami tidak memerlukan janji manis dan pencitraan. Yang kami perlukan adalah tindakan nyata sekarang juga. Masa depan Aceh sedang dipertaruhkan!" pungkas Aqbar dengan nada geram.

‎Pernyataan keras ini mencerminkan akumulasi kekecewaan, kemarahan, dan keputusasaan sebagian masyarakat Aceh yang merasa ditinggalkan di tengah bencana besar. Desakan agar Pemerintah Pusat segera bertindak nyata kini semakin menguat, seiring bertambahnya korban dan kerusakan di berbagai wilayah Aceh. (Redaksi)

0/Post a Comment/Comments