"Dalam diskusi panjang yang kami lakukan dengan Bang RR, beliau berkeyakinan bahwa kondisi Indonesia saat ini sesungguhnya sedang mengalami persoalan yang sangat serius baik ekonomi maupun politik dan berpotensi besar mengalami goncangan ekonomi dan politik."
Oleh: Ubedilah Badrun , Analis Sosial Politik UNJ (Universitas Negeri Jakarta)
RIZAL Ramli, saya menemukan Bang RR. Saya mengenalnya sejak saya menjadi mahasiswa aktivis tahun 90-an hingga menjadi akademisi saat ini atau hampir 26 tahun lebih saya mengenalnya, sosok Bang RR tidak banyak yang berubah hingga ia membahas ajalnya kembali kepada Allah pada Selasa, 2 Januari 2024.
Integritasnya untuk terus berpihak pada rakyat banyak, tidak pernah pudar, cara komunikasinya dengan saya juga tidak pernah berubah meski beberapa kali dia pernah menjadi bagian dari pemerintahan, menjadi menteri di era Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) maupun era periode pertama Joko Widodo.
Bang RR adalah guru diskursus ekonomi politik yang tajam, menyenangkan, sering to the point dan enak untuk berdebat hingga semua pikiran kita saling terbuka. Saya dan Bang RR jika berdiskusi bisa berjam-jam dari soal ekonomi makro hingga masalah ekonomi mikro dan politik kontemporer.
Sikap tegasnya untuk berpihak pada kepentingan rakyat dan menolak elit politik yang berbisnis dengan istilah menolak Pengpeng (penguasa sekaligus pengusaha) adalah warisan etik beliau yang menjadi pembelajaran politik berharga bagi bangsa Indonesia.
Bahwa menjadi (seorang) pejabat negara (penguasa) itu harus diabdikan seluruh agendanya untuk kepentingan negara, jangan memanfaatkan posisi politik untuk berbisnis atau memanfaatkan posisi kekuasaan untuk kepentingan bisnis dirinya dan keluarganya.
Narasi itu tidak hanya dia berbicara tetapi juga dia praktikkan saat menjadi Menterinya Joko Widodo pada periode pertama. Karena sikapnya yang tegas meng 'kepret' (istilah Bang RR yang artinya menampar) atau menegur pejabat yang berbisnis membuat Bang RR diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri.
Itu peringatan Bang RR yang beresiko pada pelestarian alam, tetapi itu sangat penting dan oleh karena itu saya sebut sebagai warisan etik Bang RR.
Semua pengalaman hidupnya sebagai aktivis, ekonom, dan birokrat membuat ia menemukan satu formulasi tentang bagaimana sebaiknya menjadi aktivis.
Hal itu dia ucapkan saat diskusi terakhir dengan saya sebelum kesehatanya menurun drastis sekitar 1,5 bulan lalu di rumah dia sampai pada satu kesimpulan bahwa menjadi aktivis itu jika menjadi pejabat tidak boleh lalai harus tetap utamakan rakyat banyak, meskipun risikonya harus diberhentikan jadi jabatanya. Ingat rakyat. Begitu dia mengingatkan saya.
Bang RR tidak hanya mementingkan kerakyatan ekonomi tetapi juga memperhatikan kondisi demokrasi di Indonesia, hingga dalam satu diskusi pagi di rumahnya beliau membuat kesimpulan bahwa penyebab rusaknya demokrasi Indonesia saat ini adalah karena adanya Presidential Threshold (PT) 20%.
PT itulah yang menyebabkan kepala daerah dan Presiden mengendalikan pemilik modal, mengabaikan kepentingan rakyat. Ini dia sebut sebagai demokrasi kriminal. Karenanya beliau menolak keras Presidential Threshold tersebut. Kepeduliannya pada bidang ekonomi dan demokrasi beliau narasikan di banyak media, baik nasional maupun internasional.
Artikel terakhirnya pada November 2023 di TheDiplomat.com dengan judul Indonesia's Dramatic Turn Toward Semi-Authoritarianism and Dynastic Politics adalah ekspresi paling kritisnya pada kondisi demokrasi Indonesia saat ini yang semakin otoriter dan dinastik.
Kemarahan beliau memang memuncak ketika melakukan praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) semakin merajalela pada periode kedua Joko Widodo.
Pada Agustus 2023 lalu beliau menyetujui perkembangan laporan saya ke KPK yang saya lakukan pada awal tahun 2022 lalu. Hingga kemudian pada Agustus 2023 Bang RR bersama tokoh lainnya seperti Amin Rais dll memberi kesempatan kepada saya untuk menjelaskan kondisi rezim KKN saat ini yang saya laporkan dan memberikan dukungan sehingga kami sepakat bersama-sama meminta KPK menuntaskan laporan saya.
Beliau termasuk yang sangat lantang meminta KPK agar menuntaskan laporan saya. Dari situ saya semakin memahami bahwa Bang RR sangat marah dengan praktik KKN yang merajalela karena merugikan rakyat banyak.
Dalam diskusi panjang yang kami lakukan dengan Bang RR, beliau berkeyakinan bahwa kondisi Indonesia saat ini sesungguhnya sedang mengalami persoalan yang sangat serius baik ekonomi maupun politik dan berpotensi besar mengalami goncangan ekonomi dan politik.
Diskusi panjang 1,5 bulan lalu itu memberi kesan sangat mendalam buat saya ternyata karena dia tersembunyi sakitnya, jiwa dan pikirannya selalu memikirkan rakyat banyak, petani, buruh, dan nelayan, padahal tubuhnya sedang mengidap sakit yang mematikan. Saya memaknai itu keutuhan, itu warisan Bang RR untuk bangsa Indonesia.
Selamat jalan Bang RR.. Surga tempat Akhirmu..., engkau mewariskan pikiran besar untuk selamatkan Republik ini, akan kami terus berjuang hingga negeri ini benar-benar menjadi sejatinya republik. (*)
Posting Komentar