Menhan Israel Uraikan Rencana Pemerintahan di Gaza

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (Dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan warga Palestina akan menjalankan urusan sipil di Jalur Gaza. Sementara, Israel bakal mempertahankan kendali keamanan di wilayah kantong itu setelah konflik dengan Hamas, berakhir.

"Tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza setelah tujuan perang tercapai," kata Gallant, menguraikan visi Gaza pascakonflik, dikutip dari Times of Israel, Jumat (5/1/2024).

"Penduduk Gaza adalah warga Palestina, jadi badan-badan Palestina akan bertanggung jawab dengan syarat tidak ada permusuhan dengan Israel," lanjut dia.

Sementara itu, Gallant bersumpah Israel tidak akan mengizinkan Hamas memerintah di Gaza setelah pertempuran antara kedua kubu itu berakhir.

"Israel akan memasuki Tahap III konflik, yang akan mencakup serangan, penghancuran terowongan 'teror', aktivitas udara dan darat, dan operasi khusus," tegas Gallant.

"Di wilayah Jalur Gaza selatan, sejumlah upaya operasional difokuskan untuk menghabisi Hamas dan memungkinkan kembalinya para sandera," lanjut dia.

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (Dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sementara itu, korban tewas di seluruh Gaza sejak agresi Israel pada 7 Oktober, kini mencapai 22 ribu orang. Sebagian dari jumlah itu adalah perempuan dan anak-anak.

Korban terluka pun dilaporkan telah mencapai 55 ribu orang. Korban terluka itu tersebar di Gaza dan juga Tepi Barat.

Menurut laporan PBB, lebih dari 80 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka. Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan langkah mendesak untuk meringankan bahaya besar yang dihadapi warga Gaza, termasuk kelaparan akut dan resiko penyakit parah.

Laporan yang didukung PBB pekan lalu memperingatkan, 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi tingkat krisis kelaparan. Sekitar 576.600 orang berada dalam bencana kelaparan. (IDN Time)

Dipersembahkan oleh SQUID Newsp

0/Post a Comment/Comments