Wakil Ketua MPR RI : Aceh Punya Peran Penting pada Proses Terbentuknya NKRI



KABEREH NEWS | Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan perlunya kebangkitan kembali nilai-nilai kebangsaan masyarakat Aceh dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan saat ini. Menurut Lestari, masyarakat Aceh sudah menganut nilai-nilai yang saat ini terkandung dalam empat pilar kebangsaan yang dimiliki Indonesia.

"Kita harus membangkitkan kembali memori bahwa Aceh memainkan peran penting yang luar biasa pada proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam upaya mempertahankan nilai-nilai kebangsaan kita," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023).

Hal tersebut Ia ungkapkan pada Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bertema Sejarah dan Peran Aceh dalam Pembentukan NKRI di hadapan Civitas Akademika Universitas Syiah Kuala, Aceh, di Banda Aceh, Rabu (6/9).

Lebih lanjut, Lestari mengungkapkan sejak kecil, anak-anak Aceh sudah diajari membaca, diawali dengan membaca Al Quran. Hal ini yang membuat mereka sudah melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan, para sultana, yang melakukan perlawanan terhadap para pendatang yang mencoba menjajah negeri ini.Nilai-nilai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki sudah diterapkan di Aceh sejak masa lalu, sekaligus membawa kebesaran Aceh.

Menurut Lestari, catatan perjalanan sejarah Aceh merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia dalam proses pembentukan NKRI.Lebih lanjut, Ia mengungkapkan nilai-nilai yang diterapkan pada masyarakat Aceh sejak masa lalu juga terkandung pada empat konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.

Lestari menilai dengan berbagai perubahan yang terjadi saat ini, sudah seharusnya setiap warga negara memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan yang kuat, dalam menghadapi sejumlah tantangan itu.

"Bagi masyarakat Aceh dengan membangkitkan nilai-nilai luhur yang dimiliki, seharusnya lebih siap menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini," tegas Lestari.

Pada kesempatan kunjungan ke Universitas Syiah Kuala, Lestari juga mengunjungi Pusat Riset Atsiri (Atsiri Research Centre/ARC), lembaga yang menjadi bagian dari Universitas Syiah Kuala.

Menurut Lestari, upaya yang dilakukan Universitas Syiah Kuala ini merupakan realisasi dari nilai-nilai yang diamanatkan UUD 1945 yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Sedangkan Direktur Riset ARC, Dr. Syaifullah Muhammad, Pusat Riset Atsiri melakukan penelitian sekaligus pengembangan minyak nilam, siri, gaharu, kayu manis untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum dan kosmetika.

Dalam tahapan pengembangan minyak atsiri itu, Universitas Syiah Kuala bekerjasama dengan sejumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Aceh, yang sebagian produknya sudah diekspor ke luar negeri.

Turut serta hadir pada acara tersebut antara lain, Prof. Dr. Ir. Marwan (Rektor Universitas Syiah Kuala), Drs H Sulaiman Abda, MSi (Anggota Majelis Tuha Puet Wali Nanggroe), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Aceh dan para mahasiswa Universitas Syiah Kuala Aceh.

0/Post a Comment/Comments