JAKARTA - Utang pinjaman online (pinjol) bisa merusak masa depan. Salah satu buktinya adalah kejadian lima orang fresh graduate yang ditolak lamaran kerja akibat riwayat kredit macet mereka.
Kisah tersebut seharusnya dapat jadi pelajaran bagi anak muda Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengingatkan untuk tak main-main dengan utang.
Saat ini, data kredit macet juga sudah saling terhubung. Seperti metode buy now pay later (BNPL) yang terhubung dengan sistem layanan informasi keuangan (SLIK).
Data tersebut tercatat dengan menggunakan KTP orang yang meminjam. Semua informasi tersebut telah masuk dalam SLIK.
"Jadi anak-anak muda tuh aware, oh iya jangan main-main utang online 'abis itu aku ganti nomor, udah enggak bisa ditagih'. Nggak gitu. Karena kalau udah pake KTP semuanya tuh akan masuk semua di SLIK ya," ujarnya belum lama ini.
Anak-anak muda jaman sekarang dinilai begitu konsumtif. Banyak dari mereka memiliki utang menumpuk karena pola hidup tersebut.
"Makanya kan kadang-kadang anak-anak sekolah itu konsumtif, banyak dengar cerita-cerita dari teman atau anaknya tuh sambil nunggu wisuda iseng-iseng. Pake pay later Terus akhirnya dari hutangnya berapa jadi berkembang banyak, akhirnya mau cari kerja malah susah dan lainnya," kata Kiki.
Kiki mengingatkan pula pada masyarakat untuk mengecek SLIK. OJK juga tengah mengembangkan kapasitas sistem tersebut.
Nantinya, SLIK juga akan terintegrasi dengan data lainnya. Termasuk dengan data pengajuan pinjaman online (pinjol), di mana saat ini OJK sedang menggodok pembentukan pusat data Fintech Lending (Pusdafil).
Pihak Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) telah meminta OJK memasukkan data pinjol dalam SLIK. Sebab sebelumnya banyak orang yang memilih meminjam dari platform pinjol karena tahu belum masuk di dalam sistem tersebut.
Karena fakta tersebut, kebanyakan dari mereka akhirnya tidak membayar. Dengan masuknya pinjol dalam SLIK, maka masyarakat akan lebih berhati-hati dalam meminjam.
"Orang-orang ini kalau tahu data yang masuk SLIK mereka hati-hati [dalam mengajukan pinjaman]. Tapi kalau pinjol mereka tahu nggak masuk data SLIK, [mereka] suka nggak bayar," pungkasnya.***
Sumber: CNBC Indonesia
Posting Komentar