MEDIASI OH MEDIASI, CEKAL OH CEKAL

by M Rizal Fadillah

OPINI, KABEREH NEWS | Isu mediasi mengemuka setelah acara Dengar Pendapat Refly Harun cs dengan Tim Percepatan Reformasi Polri yang diketuai oleh Prof Jimly Asshiddiqie. Meski berbagai hal dibahas namun masalah kasus ijazah palsu Jokowi menjadi perhatian utama. Ini menjadi menarik dengan adanya fenomena  walk out Refly Harun, Indra Piliang, Said Didu, Habil Mar'ati, Eddy Mulyadi dan beberapa tokoh lain menyusul tidak diperkenankannya Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma, dan Rizal Fadillah untuk ikut dalam acara. Status Tersangka menjadi alasan.

Pro kontra terjadi tentang usul mediasi. Benar kata Jimly bahwa mediasi ditentukan kesepakatan kedua pihak baik Tersangka maupun Jokowi yang ijazahnya dipermasalahkan. Kompetensi Tim sesungguhnya lebih rendah dari Pengadilan yang telah berulang kali memasuki agenda mediasi. Berulang kali pula Jokowi tidak hadir. Artinya berulang kali ijazah tidak muncul di berbagai peradilan. Kini para Tersangka keberatan melakukan mediasi yang bernuansa negosiasi. 

Para Tersangka merasa tidak ada guna mediasi dengan Jokowi. Ijazah palsu itu kini domein publik bukan kepentingan dua pihak. Rakyat seluruh Indonesia berhak tahu. Dipastikan Jokowi tidak akan berani untuk menampilkan ijazahnya. Jika ijazah itu ada dan asli maka sudah lama Jokowi menunjukkan dengan percaya diri dan bangga. 

Polda Metro Jaya telah mencekal kedelapan Tersangka. Sesungguhnya kemungkinan lari atau kabur ke luar negeri itu kecil karena persoalan pembuktian dan tanggungjawab publik berada di dalam negeri. Para Tersangka sudah bertekad untuk berjuang hingga tuntas apapun risikonya. Melawan ketidakadilan adalah semangat yang tidak akan padam. Ijazah palsu Jokowi tidak boleh menjadi racun bangsa yang terus merusak.

Mungkinkah mencegah ke luar negeri adalah untuk menghindari pembongkaran lebih lanjut kepalsuan ijazah dan sekolah anak Jokowi Gibran ? Upaya ini tentu tidaklah berarti, karena Roy Suryo sendiri menyatakan bahwa keberangkatan ke Australia beberapa waktu lalu telah menghasikan data penting tentang pendidikan palsu Gibran. Oleh karenanya tidak perlu untuk mengulangi.

Sementara itu diaspora Indonesia di berbagai negara telah mendapat informasi mengenai kasus tudingan ijazah palsu Jokowi. Buku "Jokowi's White Paper" Roy, Rismon, Tifa dan buku "Publik Yakin Ijazah Jokowi Palsu" Rizal Fadillah telah beredar di berbagai negara. Isu ijazah palsu Jokowi telah mendunia. OCCRP jilid dua sedang mengintai.

Nampaknya mediasi tidak akan terjadi dan cekal menjadi tidak bermakna. Kasus ijazah palsu akan terus menggelinding dahsyat. Sebentar lagi dokumen bohong Jokowi akan terbongkar dan membuat malu serta terhina sang mantan Presiden tersebut. Jeruji besi sudah menanti. Akan terdengar senandung sendu dari penghuninya..mediasi oh mediasi, cekal oh cekal...!

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan 
Bandung, 21 November 2025

0/Post a Comment/Comments