KABEREH NEWS | Sedikitnya 96 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangan udara zionis Israel di Jalur Gaza bagian utara dan tengah pada Minggu, 17 November 2024. Informasi ini dikonfirmasi oleh otoritas setempat yang menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan beberapa area pemukiman padat penduduk yang diisi para pengungsi anak-anak dan wanita.
Serangan di Beit Lahia dan Gaza Tengah
Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa pesawat tempur zionis Israel menghancurkan sejumlah bangunan tempat tinggal di Kota Beit Lahia, serta kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij di Gaza tengah. Akibat serangan di Beit Lahia, lebih dari 72 orang tewas, sedangkan 24 lainnya meninggal dunia di Gaza tengah. Selain itu, puluhan lainnya mengalami luka-luka, termasuk anak-anak dan perempuan.
Serangan tersebut terjadi meskipun diketahui bahwa bangunan yang ditargetkan menjadi tempat berlindung bagi puluhan warga sipil yang mengungsi. Saksi mata menyebutkan bahwa lebih dari 70 warga sipil berlindung di sebuah gedung lima lantai di Beit Lahia yang menjadi sasaran serangan. Setidaknya 50 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut, sementara beberapa lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan.
Tuntutan kepada Komunitas Internasional
Otoritas Gaza menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengecam tindakan yang disebut sebagai “pembantaian terhadap warga sipil yang mengungsi.” Mereka juga menuntut pertanggungjawaban pemerintah Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Krisis Kemanusiaan di Gaza
Serangan ini terjadi di tengah operasi darat besar-besaran yang diluncurkan Israel di Gaza utara sejak 5 Oktober. Pemerintah Israel mengklaim operasi ini bertujuan untuk menghentikan kelompok perlawanan Hamas, tetapi warga Palestina menuding Israel berupaya menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.
Sejak awal operasi, Israel telah memblokade bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang mengakibatkan sebagian besar penduduk berada di ambang kelaparan. Berdasarkan data otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 2.000 orang tewas akibat serangan tersebut.
Sejak Oktober 2023, konflik di Gaza telah menewaskan hampir 43.800 warga sipil, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 103.600 lainnya mengalami luka-luka. Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, serangan tetap berlanjut.
Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan militernya di Gaza. Perang yang mematikan ini terus memicu kecaman global, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda penghentian konflik.
Serangan udara Israel di Gaza terus memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Dengan ribuan korban jiwa dan situasi yang semakin kritis, masyarakat internasional didesak untuk segera mengambil langkah konkret guna menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kepada warga Palestina.
Posting Komentar