Foto: Wali dan Wagub saat acara penyerahan 15 ton bantuan kemanusiaan kepada masyarakat terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Tamiang
ACEH, KABEREH NEWS | Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar, mengeluarkan peringatan keras terkait bencana banjir bandang yang melanda Aceh. Ia menyebut bencana ini sebagai "tsunami kedua" akibat kerusakan hutan dan lemahnya tata kelola lingkungan.
"Bencana ini menjadi peringatan serius agar hutan Aceh tidak terus ditebang dan alih fungsi lahan dikendalikan," tegas Wali Nanggroe.
Dalam acara penyerahan 15 ton bantuan kemanusiaan kepada masyarakat terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Tamiang, Wali Nanggroe menekankan bahwa pemulihan pascabencana harus mencakup rehabilitasi hutan, perlindungan hukum hutan alam, pemulihan koridor satwa liar, dan penegakan hukum lingkungan yang konsisten.
"Aceh bisa maju tanpa menghancurkan hutannya. Pembangunan berkelanjutan dan industri hijau adalah masa depan Aceh," ujarnya.
Wali Nanggroe juga menyatakan akan mengawal komitmen Pemerintah Pusat dalam proses rekonstruksi pascabencana agar dilakukan secara tangguh bencana, ramah lingkungan, dan berpihak pada masa depan Aceh.(*)
Posting Komentar