KABEREH NEWS | Bencana banjir bukan lagi menjadi hal yang tidak terduga di China. Namun, yang membuat China berbeda adalah cara mereka menangani bencana tersebut. Dengan sistem komando satu pusat, China berhasil mengatasi banjir dengan cepat, terukur, dan efektif.
Sistem komando satu pusat ini memungkinkan pemerintah China untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Ketika banjir terjadi, State Flood Control and Drought Relief Headquarters (SFCDRH) langsung aktif dan mengambil alih kendali penanganan bencana. Tidak ada rapat berhari-hari, tidak ada koordinasi antar-lembaga yang tumpang tindih. Satu komando, satu jalur, satu keputusan - top-down dan wajib dipatuhi.
Pasukan Dikerahkan Maksimal dalam Hitungan Jam
Ketika banjir melanda, pemerintah China tidak ragu-ragu untuk mengerahkan pasukan maksimal. PLA (People's Liberation Army), Armed Police Corps, Militia Reserves, dan Fire and Rescue Brigade dikerahkan dalam hitungan jam. Mereka dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti perahu evakuasi, helikopter Z-20, dan drone pemetaan.
Data Real Time, Radar Cuaca, dan Hidrologi
China memiliki jaringan sistem peringatan banjir paling masif di dunia. Dengan 60.000 titik sensor hidrologi, satelit Gaofen untuk pemetaan air, dan radar cuaca S-band, pemerintah China dapat memantau situasi banjir secara real time. Model AI prediksi aliran sungai Yangtze & Huai River juga membantu mereka dalam mengambil keputusan.
Evakuasi Massal Tanpa Drama
Evakuasi di China berlangsung teratur seperti latihan militer. Setiap desa, kecamatan, dan kota memiliki peta risiko banjir tahunan, rute evakuasi wajib, posko logistik permanen, dan latihan evakuasi publik setiap tahun. Ketika banjir datang, warga langsung bergerak ke titik aman paling dekat.
Transparansi Lapangan, Bukan Konferensi Pers
Pejabat China datang ke lokasi bencana bukan untuk pidato, tetapi untuk memimpin koordinasi lapangan, memeriksa tanggul, memastikan logistik tiba, dan menegur aparat yang bergerak lambat. Dokumentasi dilakukan oleh jurnalis negara, tetapi fokusnya pekerjaan nyata, seperti bulldozer membersihkan lumpur, tim penyelamat mengangkat korban, dan teknisi listrik memulihkan jaringan.
Penindakan: Bukan Investigasi Kosmetik
Ketika banjir disebabkan oleh aktivitas ilegal, China langsung mengambil tindakan tegas. Pejabat dan pengusaha yang terlibat dihukum, sebagian besar dihukum mati. Dokumen audit dipublikasikan, tidak ada istilah "akan investigasi".
Pemulihan Cepat: 7 Hari untuk Fasilitas Dasar
Setelah banjir surut, China langsung memulihkan fasilitas dasar. Listrik dan air disambung dalam 48 jam, jalan utama diperbaiki dalam 72 jam, dan bantuan medis massal dikirim. Warga sudah kembali ke rumah dalam waktu kurang dari seminggu.
Dengan sistem komando satu pusat, China berhasil mengatasi banjir dengan cepat, terukur, dan efektif. Ini adalah contoh model penanganan bencana yang sukses dan dapat diikuti oleh negara lain.
Penulis: Erizali Jely Bandaro
Posting Komentar