Pesantren Darul Mukhlisin: Benteng Penahan Banjir Bandang di Aceh Tamiang

Aceh Tamiang, KABEREH NEWS -- Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Aceh Tamiang pada akhir November 2025 meninggalkan pemandangan yang tak lazim. Hamparan luas yang sebelumnya berupa lapangan, sawah, dan permukiman kini berubah menjadi lautan kayu gelondongan.

Bangunan Pesantren Darul Mukhlisin yang berdiri di atas lahan seluas empat hektare menjadi penahan alami, melindungi permukiman di sekitarnya dari hantaman langsung. Kayu-kayu gelondongan yang dibawa oleh arus deras sungai menumpuk dan mengurung kawasan pesantren, menciptakan pemandangan yang menyerupai danau kayu.

Tumpukan kayu tidak hanya terlihat di permukaan, tetapi juga menutupi hampir seluruh area pesantren hingga kedalaman beberapa meter. Jejak aktivitas sehari-hari lenyap tertimbun, jalan setapak, halaman, hingga area belajar tak lagi dapat dikenali.

Fenomena ini menjadi gambaran nyata dampak krisis lingkungan. Deforestasi yang meningkat tajam di Sumatra telah mengubah fungsi hutan yang seharusnya menahan air hujan dan menjaga keseimbangan alam. Ketika hujan ekstrem datang, tanah tak lagi mampu menahan air, dan sungai berubah menjadi jalur penghantar bencana.

Pesantren Darul Mukhlisin kini berdiri sunyi, terkepung kayu, menjadi simbol betapa rapuhnya kehidupan ketika alam kehilangan penjaganya. Pasca bencana, aktivitas pendidikan dihentikan sementara, dan para santri dipulangkan ke keluarga masing-masing. Warga berjuang di tengah keterbatasan listrik dan air bersih, mencari cara untuk memulihkan kehidupan normal.

0/Post a Comment/Comments