Dua paket menu makanan kebun untuk program makanan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) SPN Polda Malut, Gurabati, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.(Tempo)
"Siswa unggah MBG ada Belatung, MBG: apa untungnya?"
KABEREH NEWS | Sebuah pernyataan pedas dari Profesor Ikeu Tanziha, anggota Dewan Pakar BGN, tentang anak-anak yang mengkritik program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dengan menu berbelatung, memicu reaksi keras di media sosial. "Apa untungnya buat anak?" katanya, menambahkan bahwa ini bisa membentuk jiwa tidak bersyukur.
Tapi, netizen tidak terima. "Hanya karena kamu bagian dari proyek MBG, kamu jadi menghakimi anak-anak?" tulis salah satu komentar. "Indonesia itu negara demokrasi, siapapun berhak mengkritisi pemerintah," tambah yang lain.
Kritik juga datang dari segi penggunaan dana negara. "Proyek MBG memakai duit negara, lucu kalau anak-anak disuruh bersyukur," kata seorang pengguna. "Kalian belanjakan duit trilyunan, DUIT NEGARA!"
Profesor Ikeu Tanziha juga dituduh berubah sikap setelah menjadi bagian pemerintah. "Akademisi idealis yang berubah setelah jadi pejabat," tulis netizen. "Pendapatmu tergantung siapa bos-mu saja, ngaku deh."
Daripada menghakimi anak-anak, netizen menyarankan Profesor Ikeu Tanziha fokus memastikan tidak ada belatung di makanan MBG. "Pejabat kok hobi nyalahkan rakyat?" tulis salah satu komentar. "Kerja gitu loh, pastikan makanan anak-anak aman!"
Polemik ini menunjukkan betapa sensitifnya isu makanan dan kesejahteraan anak di Indonesia. Apakah Profesor Ikeu Tanziha akan menjawab kritik ini?. (*)
Posting Komentar