Air Mata di Negeri Serambi Mekah: "Hampir Sebulan, Usaha Saya Lumpuh, Hidup Terasa Kosong"

Aceh TimurKABEREH NEWS -- Jeritan kesedihan Muhammad, warga Aceh Timur, masih menggantung di udara. Usaha pangkas rambutnya yang menjadi sumber nafkah keluarga, raib diterjang banjir hidrometeorologi. Sudah hampir sebulan, hidup terasa kosong.

"Usaha saya habis, tak tersisa apa-apa. Sudah hampir sebulan hidup terasa kosong. Kami bingung bagaimana harus menghidupi anak dan keluarga," ujar Muhammad dengan mata berkaca-kaca, kerugian lebih kurang 30 juta.

Banjir tidak hanya merendam, tetapi menghancurkan sendi-sendi kehidupan warga. Kayu-kayu berserakan, menghantam rumah dan kios milik masyarakat. Sejumlah kedai di pusat Kota Idi turut terendam.

"Ini bukan bencana kecil. Ini bencana besar yang merenggut kehidupan dan harapan masyarakat," tuturnya lirih.

Muhammad menyuarakan kekecewaannya terhadap kondisi penanganan pascabencana. Ia menyoroti keputusan negara yang menolak bantuan luar negeri, sementara korban banjir masih bertahan dalam ketidakpastian.

"Kami hanya berharap negara benar-benar hadir. Bantulah masyarakat, terutama para kepala keluarga yang kehilangan rumah dan usaha. Jangan biarkan kami berjuang sendiri di tengah bencana," tegasnya.

Muhammad berharap pemerintah pusat dan daerah segera mengambil langkah nyata dan menyeluruh untuk pemulihan pascabencana banjir hidrometeorologi, khususnya di Aceh Timur, agar masyarakat dapat kembali bangkit dan melanjutkan kehidupan yang sempat terhenti.(*)

0/Post a Comment/Comments