BANDA ACEH, KABEREH NEWS - Pemerintah Aceh akhirnya membuka keran bantuan asing untuk mendukung percepatan pemulihan pascabencana di wilayah Sumatera, khususnya Aceh. Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menjelaskan bahwa bantuan internasional hanya diperbolehkan melalui lembaga non-pemerintah (NGO) atau Non-Government to Government (Non-G2G).
"Bantuan G2G atau antar-pemerintah negara masih menunggu arahan resmi," kata MTA. Namun, NGO Internasional yang ingin berkontribusi harus mengikuti prosedur administrasi yang berlaku dan melaporkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), terus terjun langsung ke daerah-daerah terdampak untuk memantau situasi dan mengambil keputusan strategis. "Semoga kita semua dapat bersatu demi percepatan pemulihan Aceh," katanya.
Program pemulihan jangka panjang akan disinkronkan dengan dokumen R3P (Rehabilitasi, Rekonstruksi, dan Rencana Pemulihan) yang sedang disusun oleh Pemerintah Aceh di bawah supervisi Pemerintah Pusat.
Syarat Bantuan Asing:
- Non-G2G atau melalui NGO
- Melapor kepada BNPB dan BPBA
- Mematuhi aturan pelaporan instansi kebencanaan
Dampak Bencana:
- 200 ribu rumah rusak di Aceh
- Ribuan keluarga mengungsi
- Kerusakan infrastruktur masih belum teratasi sepenuhnya. (*)
Sumber Artikel: Aceh opini
#PrayForAceh #Bencana #Banjir #Nasional #Internasional
Posting Komentar