Wawancara Ekslusif: Prof. Dr. T.M. Jamil, Pengamat Politik & Akademisi, USK, PERJODOHAN ITU TERJADI KETIKA SALING MENCINTAI, MENCERMATI PARTAI ACEH DALAM PILKADA 2024
Hari-hari ini perkembangan dan dinamika perpolitikan lokal (khususnya Aceh), semakin hangat, bahkan terkesan agaknya "sedikit panas" menyusul informasi bahwa Muzakkir Maaf, yang sering disapa "Muallem" dan Fadhlullah yang akrab dengan panggilan "Dek Fad" diperkirakan akan menjadi pasangan romantis Sebagai Cagub dan Cawagub Aceh Masa Bakti 2024 - 2029.
Berkaitan dengan itu, KABEREH NEWS Senin 19/08/2024, agar informasi dan beritanya berimbang, telah berusaha untuk menghubungi Prof. TM. Jamil, Pengamat Politik dan Akademisi USK. Dicelah-celah kesibukannya yang teramat padat, karena sebagai pengajar dan kuliah semester ganjil 2024/2025 pun sudah dimulai. Karena kami menganggap pencerahan dan pendidikan politik bagi warga masyarakat sangat penting, maka kami reporter media ini dengan "sedikit memaksa" agar Prof. TM sediakan sedikit waktu untuk diwawancarai.
Di sebuah tempat di kampus, kami bertemu. Sambil santai ngopi bareng. Saat kami tanyakan apa tanggapannya tentang duet pasangan "Muallem dan Dek Fad" sebagai Cagub/Cawagub dalam konstentasi Pilkada Aceh 2024, dengan sedikit canda, Prof. TM. Jamil mengatakan : "Saya pikir, mungkin inilah pasangan Cagub Aceh paling romantis saat ini, karena kita belum lihat pasangan Cagub Aceh 2024 yang lain ..." tegasnya sambil tersenyum.
Lanjutnya, "Namun kita juga masih menanti Cagub dan Cawagub Aceh yang lain, yang mungkin saat ini sedang "berpacaran", membangun kesetiaan, berkomunikasi intens, dan membina cinta untuk mendapatkan pasangan yang tepat dan cinta sejatinya," papar Prof. TM.
Jadi kita sebagai warga masyarakat atau "orang luar" jangan juga terlalu bernafsu untuk segera melihat siapa Cagub/Cawagub Aceh lain. Biarkan saja semua berjalan secara alami, agar semua itu akan indah pada waktunya. Menurut saya, "tak perlu buru-buru dech, yang penting akan disampaikan pada waktu yang tepat, meski tak harus cepat," kata Pak TM.
Kemudian, kami juga ingin mendapatkan tanggapan Prof. TM, berkaitan dengan adanya sedikit "gejolak" atau perbedaan pandangan dalam tubuh PA tentang pasangan Cagubnya.
Dalam kaitan Prof. TM, berkomentar, sebaiknya kita tak perlu masuk dalam "Kamar-nya PA" dech. Itu biasa saja kok terjadi dalam partai besar seperti Partai Aceh. Perbedaan sikap, gaya dan cara pandang itu lumrah, karena disitu bersemanyam semua orang dan banyak kepentingan. Nah, oleh karena itu, kita tak perlu terjebak atau "memperkeruh suasana" dengan menduga-duga, apalagi harus berkesimpulan bahwa Partai Aceh tidak solid. Saya pikir mereka sangat kuat dan solid. Menurut saya, pemikiran semacam itu, tidak baik untuk menilai "orang lain" dengan cara emosional. Saya berani pastikan perbedaan sikap dan pandangan di antara mereka pada akhirnya pasti berbuah manis. Yakinlah itu ... Cuma banyak orang luar yang kurang paham itu, ucap Pak TM.
Bagitu juga ketika banyak orang di luar, yang menilai dan terkesan seakan Muallem dalam memilih pasangan tidak mendengar "nasehat ulama" dan aspirasi masyarakat. Memang yang lebih tahu Muallem sendiri. Tapi Saya pribadi percaya dan yakin, Bukan Muallem tidak mau berpasangan dengan "Jodoh" yang diinginkan oleh kita, Jangan-jangan yang kita ajukan, orang yang bersangkutan saja tidak mau "menikah" dengannya. Bagaimana Muallem mau, sementara orang yang kita "jodohkan masih berpacaran dan nyaman" bersama orang lain. Bahkan dia mungkin akan menikah dengan yang dicintainya. Wallahu Aklam ... Ini prediksi saya. Orang boleh saja tak setuju dengan prediksi saya, itu semua hak mereka. Hati kecil saya berbisik seperti itu, kata Prof. TM.
Nah, bagaimana pula Prof, TM, tentang issu yang beredar tentang Mundurnya Abu Paya Pasie dari Penasehat PA, dan lain-lain? Nah, jika soal itu sebenarnya Saya tak suka untuk berkomentar, apalagi berasumsi. Namun karena sudah anda tanyakan : "Saya kok tak yakin berita itu dan Abu Paya Pasi mundur. Karena saya tak pernah melihat secara nyata tanda tangan Abu dan bahkan sejauh yang saya ikuti hanya "ketikan berita" saja seperti Abu Minta Alumni Muna untuk keluar dari PA, namun tak jelas tanggal Permohonan itu dibuat dan sama sekali tak ada tanda tangan Abu. Ini menurut pemahaman saya lho...." Lanjutnya, Semoga saja tidak ada "pihak lain" yang ingin "Menjauhkan Abu dengan PA." Saya pikir, ini perlu kajian lebih mendalam. Meski saya tak terlalu dekat dengan Abu, tapi saya sedikit belajar untuk memahami tentang bersihnya hati Abu untuk mendidik ummat, ucap Prof. TM.
Selanjutnya, Prof. TM, berharap dan berpesan kepada kita semua, terutama para tokoh, pemimpin ummat dan pemimpin masyarakat, mari kita lebih bijak, dan berusaha untuk belajar mengerti dan memahami orang lain, jangan kita aja yang minta untuk dimengerti dan dipahami. Memang ini, tidak mudah, tentu butuh kearifan dan hati yang bersih agar semua itu bisa saling menghargai dan berakhir indah. Insya Allah dengan cara seperti ini Pilkada Aceh 2024 berjalan dengan baik, lancar dan sukses, tutup Prof. TM.
Kami pikir, pesan Prof. TM ini sangat layak menjadi acuan dan referensi bagi kita dalam menyambut pesta rakyat melalui Pilkada di Aceh, berhentilah untuk memancing di air keruh, jika ingin bangsa ini hidup dalam kedamaian. Semoga ... Syukran Prof, TM atas waktu dan pemikiran baiknya untuk warga dan masyarakat Aceh, khususnya.(Redaksi1)
Editor : Ayahdidien
Posting Komentar