ACEH - Provinsi Aceh kini menghadapi situasi darurat narkoba. Banyak masyarakat, baik sebagai pengguna, pengedar, maupun kurir, terjerat dalam pusaran narkotika, khususnya jenis sabu-sabu. Kondisi ini menyebabkan angka kriminalitas meningkat tajam dan banyak generasi muda berakhir di balik jeruji besi.
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat Aceh, Hendrika Saputra, mendesak Pemerintah Aceh beserta seluruh instansi terkait untuk bertindak tegas dan serius dalam menangani permasalahan narkoba yang melanda daerah tersebut.
"Sudah terlalu banyak masyarakat Aceh yang menjadi korban keganasan narkoba. Tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai pengedar dan kurir yang akhirnya masuk penjara. Ini harus segera diatasi dengan langkah nyata," tegas Hendrika Saputra dalam keterangannya kepada media, Senin (28/4/2025).
Hendrika meminta pemerintah memperkuat langkah pencegahan, pemberantasan, serta program rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Menurutnya, para korban penyalahgunaan narkoba harus mendapat perhatian lebih, tidak hanya dihukum, tetapi juga diberikan kesempatan untuk direhabilitasi dan kembali ke masyarakat.
"Permasalahan narkoba ini bukan hanya soal penegakan hukum, tapi juga menyangkut kemanusiaan. Anak-anak muda yang menjadi korban harus dibantu untuk sembuh dan diselamatkan masa depannya," lanjut Hendrika.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, aparat penegak hukum, lembaga rehabilitasi, serta seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi krisis ini. Tindakan cepat, tegas, dan berkelanjutan dianggap sangat penting untuk menyelamatkan Aceh dari ancaman kehancuran akibat narkoba.
"Kita ingin generasi Aceh yang kuat, sehat, dan bermartabat. Untuk itu, pemerintah harus benar-benar hadir dan bertindak," pungkas Hendrika Saputra.(*)
Posting Komentar