KABEREH NEWS | OPINI – Beberapa hari yang lalu, sebelum mulai mendaftar para calon kepala daerah pada KIP Aceh, saat itu kami sebagai wartawan media ini telah melakukan diskusi santai pada sebuah warkop di pinggiran Kota seputaran Banda Aceh. Banyak hal dan ilmu yang perlu kami sampaikan ke publik agar kita semua tercerahkan. Pengamatan, prediksinya sulit dibantah dan analisisnya sangat tajam, Prof. TM, begitu namanya yang sering kami memanggilnya. Lebih lanjut, Prof. TM, ungkapkan dalam Kancah Kontestasi Politik “Mencari dukungan Itu perlu, tapi untuk kemenangan sebuah perjuangan karena mereka punya hak atas nama rakyat untuk mengusulkan calon, namun menurut saya, berusaha untuk mendapatkan kepercayaan Rakyat itu jauh lebih penting …” katanya.
Di tengah kesibukan para bakal calon (balon) bupati, walikota, dan calon gubernur yang sedang mempersiapkan diri waktu itu untuk Pilkada Aceh 2024, perhatian mereka acap kali tertuju dan berfokus pada upaya untuk meraih dukungan dari berbagai partai politik (parpol), baik lokal maupun nasional. Memang itu perlu, begitu ungkap Prof. TM. Jamil. Dukungan dari parpol memang dianggap penting, itu tidak hanya untuk meningkatkan elektabilitas dan pengaruh, akan tetapi juga untuk menambah jumlah logo parpol yang tertera di spanduk dan baleho kampanye pada sang calon unggulannya. Akan tetapi, itu belumlah cukup. Karena bisa saja yang mendukungnya hanya ketua Parpol, sedangkan anggotanya tidak. Jika itu terjadi, dapatkan dipastikan dukungannya sewaktu-waktu dapat dicabut atau dialihkan untuk calon lain yang sesuai dengan kepentingannya. Jika begini, siapa yang rugi? Tanya Pak TM. Oleh karena itu, lanjutnya tak usah terlalu berharap mereka serius mendukungnya apalagi berharap untuk berjuang. Buktinya mereka aja untuk mempengaruhi rakyat agar memilih Calon legislatif 2024 gagal, Ya kan? Ungkapnya sambil tersenyum.
Pun begitu Prof. TM Jamil menambahkan, namun, ada satu hal yang tak boleh dilupakan oleh siapapun yang ingin meraih kemenangan akhir dalam kontestasi ini bukan semata-mata ditentukan oleh jumlah dukungan dari parpol, melainkan oleh kepercayaan, rasa simpati, dan suara rakyat atau pemilih, terutama generasi milenial. Saya pikir, mencari dukungan dari kaum muda mutlak harus dilakukan. Karena mereka itu hampir 52% lho… Para kandidat harus ingat bahwa yang sesungguhnya memegang kunci kemenangan adalah suara dari rakyat banyak. Jangan sampai dalam mencari dan berburu dukungan dan mencari hati dari Parpol, mereka mengabaikan dan lupa sang pemberi kemenangan yang sebenarnya, yaitu “Rakyat” sebagai pemilih dan pemilik suara dalam kontestasi itu. Pesan penting dari Prof. TM.
Berhati-hatilah dalam memilih Parpol, bisa jadi karena Rakyat apatis pada parpol itu, suara yang diinginkan, malah kehampaan yang didapatkan. Apalagi Parpol yang tak punya atau anggota legislatif sedikit di DPRK atau DPRA. Kasihan kan “sang calon” kalau sudah seperti itu. Ingat Pak TM. Nah, menurut saya “Jumlah suara dari rakyatlah yang pada akhirnya akan menentukan pemenang dalam Pilkada Aceh 2024, di samping ada faktor lain yang sulit untuk diprediksikan dan itu juga sangat urgent untuk diperhatikan. Meski dukungan dari Parpol (Partai Politik) bisa menjadi penting dan juga menentukan untuk jadi calon, itu semua tak menjamin untuk sebuah kemenangan,” Yakinlah … paparnya.
Apalagi hanya berharap dan terlalu percaya dari laporan Timses yang tak dikoordinasikan dengan benar. Mereka hanya “penggembira” yang tak punya massa apalagi pengaruh. Sebaliknya, ketika seorang kandidat atau calon mendapatkan kepercayaan, rasa simpati, dibutuhkan, diharapkan dan suara dari rakyat, dukungan pun akan datang dengan sendirinya. Itu salah satu analisisnya, Prof. TM.
Oleh karena itu, diharapkan para kandidat tidak terlalu larut dalam upaya mengumpulkan dukungan, surat penugasan atau rekomendasi Parpol, sehingga melupakan atau bahkan mencederai amanah dari rakyat yang sebenarnya “pemberi mandat” untuk kemenangan yang sesungguhnya. Jangan sekali-kali terjebak pada Rekomendasi dan Dukungan dan Harapan, apalagi harapan palsu. Dukungan dan keseriusan dari Parpol pada Calon bisa kita lihat nanti saat mereka mengusulkan dan mendaftarkan pada KPU/KIP Aceh pada waktu yang telah ditentukan. Bahkan saya yakin, mereka tak serius bahkan kadangkala secara tiba-tiba dukungannya dialihkan untuk calon lain yang lebih menguntungkan diri dan kelompoknya, itu dinamika dalam politik praktis, ucap Pak TM.
Mestinya dan seharusnya adalah memperjuangkan aspirasi rakyat dan menjaga kepercayaan mereka, karena pada akhirnya, “kemenangan dalam Pilkada Aceh 2024 adalah hasil dari suara rakyat yang diberikan dengan penuh harapan untuk perubahan menuju Aceh yang lebih baik”. Ingat, rakyat Aceh sudah cerdas dan mereka bisa melihat calon mana yang berkualitas dan siapa saja dibelakangnya, orang terdidik, atau hanya orang-orang yang suka membidik dan menyalahkan orang lain, ketika dia gagal dalam berdebat, tutup Prof. TM. Jamil di akhir pembicaraan kami siang itu.
Semoga kami berharap hasil diskusi dan wawancara ini membawa manfaat bagi pembaca.
Banda Aceh, Kamis 5 September 2024
Posting Komentar