Iqbal percaya bahwa umat Islam harus kembali kepada nilai-nilai dasar Islam dan disesuaikan dengan tuntutan zaman modern
KABEREHNEWS.COM | Iqbal percaya bahwa umat Islam harus kembali kepada nilai-nilai dasar Islam dan menyesuaikannya dengan tuntutan zaman modern
Lahore – Setiap 23 Juli, kita memperingati salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam, Muhammad Iqbal. Lahir pada 9 November 1877 M di Sialkot, Punjab, British India, dan meninggal pada 21 April 1938 M di Lahore, Pakistan, Iqbal dikenal sebagai pemikir, filsuf, dan penyair yang kontribusinya terhadap dunia Islam tetap dikenang hingga kini.
Masa Awal Kehidupan dan Pendidikan
Muhammad Iqbal dilahirkan dalam keluarga yang religius. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan puisi. Ia menempuh pendidikan awalnya di rumah, kemudian melanjutkan ke Scotch Mission College di Sialkot. Iqbal kemudian melanjutkan studinya di Government College, Lahore, di mana ia belajar filsafat dan memperoleh gelar Sarjana dan Magister.
Pada tahun 1905, Iqbal melanjutkan studinya ke Eropa. Ia belajar di Universitas Cambridge, Inggris, dan meraih gelar Bachelor of Arts. Setelah itu, ia melanjutkan ke Jerman untuk studi doktoral di Universitas Munich, di mana ia mendapatkan gelar Ph.D. dalam bidang filsafat. Disertasi doktoralnya yang berjudul “The Development of Metaphysics in Persia” menunjukkan kedalaman pemikirannya tentang filsafat Islam.
Pemikiran dan Kontribusi Iqbal
Setelah kembali ke India, Iqbal mulai mengajar di Government College, Lahore. Pada saat yang sama, ia juga aktif menulis puisi dan esai yang mengeksplorasi tema-tema spiritual dan filosofis. Karya-karyanya seperti “Asrar-e-Khudi” (Rahasia Diri) dan “Rumuz-e-Bekhudi” (Rahasia Tidak Mementingkan Diri) mendapat pengakuan luas dan membangkitkan semangat pembaruan dalam dunia Islam.
Iqbal percaya bahwa umat Islam harus kembali kepada nilai-nilai dasar Islam dan menyesuaikannya dengan tuntutan zaman modern. Ia juga mendorong pemikiran bebas dan reinterpretasi ajaran-ajaran Islam sesuai dengan konteks kontemporer.
Peran dalam Politik dan Pembentukan Pakistan
Selain sebagai pemikir dan penyair, Iqbal juga memainkan peran penting dalam politik. Pada tahun 1930 , dalam pidatonya di sesi Liga Muslim di Allahabad, Iqbal menyampaikan visinya tentang negara terpisah bagi umat Islam di India, yang kemudian menjadi dasar bagi pembentukan Pakistan pada tahun 1947 . Ia dianggap sebagai “Spiritual Father of Pakistan” karena gagasannya yang menginspirasi perjuangan kemerdekaan Pakistan.
Warisan Abadi Iqbal
Muhammad Iqbal meninggal dunia pada 21 April 1938 M, namun warisannya tetap hidup. Pemikiran dan karyanya terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Ia dikenang tidak hanya sebagai penyair besar, tetapi juga sebagai pemikir dan reformator yang berusaha menghidupkan kembali semangat keislaman dalam menghadapi tantangan modern.
Sebagai tokoh yang berjuang untuk pencerahan dan kebangkitan umat Islam, Muhammad Iqbal akan selalu dikenang sebagai salah satu pilar utama dalam sejarah intelektual dunia Islam. (Redaksi1)
Sumber: “Iqbal: Life and Times” oleh Zafar Anjum
Posting Komentar